Klasifikasi Archaebacteria | Biologi Kelas 10

klasifikasi-archaebacteria

Klasifikasi Archaebacteria – archaebacteria merupakan bakteri yang bersifat primitif dan dianggap sebagai nenek moyang dari bakteri yang ada sekarang. Filum yang tergolong dalam archaebacteria adalah sebagai berikut ;

  • Crenarchaeota
  • Euryarchaeota
  • Thaumarchaeota
  • Korarchaeota
  • Nanoarchaeota

 

Betikut ini adalah penjelasan tentang masing-masing filum di atas ;

1. Crenarchareota

Semua bakteri crenarchareota merupakan mikroorganisme hipertermofil, dimana bakteri ini dapat hidup di lingkungan dengan suhu rata-rata yang sangat tinggi maupun yang sangat rendah. Crenarchaeota dapat hidup pada sumber air yang kaya akan sulfur, lumpur mendidih, sumber air panas bawah laut, tanah yang bersifat asam bahkan sangat asam.


Selain itu crenarchaeota juga dapat hidup di lingkungan perairan dingin dan laut es seperti yang terdapat di antartika. Beberapa crenarchaeota juga dapat tetap hidup walau dipapari radiasi tingkat tinggi seperti paparan sinar x dan sinar gamma. Salah satu contoh crenarchaeota adalah “Termococcus Gammatolerans” yang merupakan organism tahan yang tahan terhadap radiasi.

2. Euryarchaeota

Euryarchaeota dapat hidup pada lingkungan ekstrim. Salah satu kelompok yang termasuk dalam euryarchaeota adalah bakteri “metanogen”, yaitu mikroorganisme yang dapat memproduksi metana. Bakteri metanogen dapat ditemukan pada usus manusia. 

Baca Juga :

 

Contoh lain adalah kelompok bakteri “haloarchaea”, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup di tempat yang memiliki kadar garam yang sangat tinggi.

3. Thaumarchaeota

Mikroorganisme yang terdapat pada filum Thaumarchaeota sejauh ini diidentifikasi sebagai kemolitotrof pengoksidasi anomia dan berperan dalam siklus biogeokimia, seperti siklus nitrogen dan siklus karbon. “Kemolitotrof” adalah kelompok organism yang memanfaatkan senyawa anorganik sebagai sumber energi.

4. Korarchaeota

Korarchaeota dapat ditemukan di lingkungan hidrotermal yaitu lingkungan dimana proses pengkristalan zat dari lautan berair suhu tinggi dan tekanan uap tinggi seperti pada sumber-sumber mata air panas.

5. Nanoarchaeota

Nanoarchaeota berasal dari bahasa yunani yang berarti kuno dan kecil. Nanoarchaeota adalah organism yang ukurannya sangat kecil dibandingkan dengan organism archaebacteria yang lain dan dapat hidup di suhu mendekati titik didih yaitu sekitar 80 derajat celcius.

Nanoarchaeota membutuhkan organism inang untuk dapat bertahan hidup. Filum ini saat ini hanya memiliki satu perwakilan yaitu spesies  “Nanorchaeum Equitans” dengan inangnya “Ignicoccus”.


Klasifikasi Archaebacteria Berdasarkan Habitatnya

Berdasarkan habitatnya archaebacteria dapat dikelompokan menjadi empat (4) kelompok, yaitu ;

  • Methanogenik
  • Halafilik
  • Perduksi Sulfur
  • Thermoasidafilik

 

1. Methanogenik

tempat-yang-mengandung-gas-metana

Merupakan kelompok archaebacteria yang mereduksi karbondioksida (co2) menjadi air (H2O) dan metana (cH4) menggunakan hydrogen ( H2 ). Dengan kata lain bakteri ini dapat hidup pada tempat yang banyak mengandung gas metana. Methanogen mendapatkan makanan dengan cara membusukan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati dan menghasilkan gas metana.

2. Halafilik

laut-mati

Merupakan kelompok archaebacteria yang hidup di lingkungan dengan kadar garam yang tinggi seperti laut mati dan great salt lake ( danau garam ). Contoh bakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah “Halobacterium”.

3. Pereduksi Sulfur

tempat-dengan-kadar-asam-tinggi

Merupakan kelompok archaebacteria yang hidup pada kadar asam yang sangat tinggi dengan menggunakan hydrogen dan sulfur organic untuk memperoleh energi.

4. Thermoasidafilik

kawah-gunung-berapi

Merupakan kelompok archaebacteria yang dapat hidup di lingkungan yang besifat  asam dan bersuhu panas. Bakteri ini dapat hidup dalam suhu 60-80 derajat celcius bahkan ada bakteri thermoasidafilik yang mampu hidup pada suhu di atas 100 derajat celcius yaitu “Thermus Aquaticus” yang hidup pada air dengan suhu 105 derajat celcius di dekat lubang hidrotermal di laut dalam ( kawah gunung berapi bawah laut ).

Demikianlah pembahasan kita kali ini tentang materi klasifikasi archaebacteria. Semoga ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca sekalian.

Terima Kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel